JALAN-JALAN GIH! LIBURAN KOREA HARI KE-3 (NAMI ISLAND, PETITE FRENCH)

Waktunya cerita hari ke-3 di Korea nih! :)

Destinasi di hari ke-3 ini adalah Nami Island dan Petite French. Karena dua lokasi ini ada di luar Seoul, jadi jam 8 pagi saya udah kabur dari guesthouse. Untuk ke Nami Island, pertama naik kereta menuju Cheongnyangni Station. Di stasiun Cheongnyangi, beli tiket untuk ganti kereta ekspres KTX menuju Gapyeong Station. Pembelian tiket bisa dilakukan secara mandiri di ticket machine, pembayaran dengan uang tunai. Oh iya, sebelum naik KTX jangan lupa tap T-money card kamu di mesin transit ya, letaknya persis di sebelah ticket machine. Ini penting agar T-money card kamu tidak error saat digunakan kembali di rute subway. Sebab, jalur kereta dan sistem pembayaran tiket KTX dan subway train itu jelas beda, guys!

Sesuai jadwal yang tertera, jam 9 kereta KTX pun datang kemudian melaju menuju Gapyeong Station. Dengan kereta ekspres ini sangat menghemat waktu, perjalanan hanya makan waktu sekitar 15-20 menit.

Sesampainya di Gapyeong Station, saya duduk di halte menunggu Gapyeong Shuttle Bus untuk menuju Nami Island. Gapyeong Shuttle Bus ini punya sistem hop on-hop off, artinya cukup bayar tiket sekali bisa naik turun sesuka hati ke berbagai destinasi wisata di Gapyeong ini. Saat masuk bis, langsung bayar tiket seharga 6000 won pada supir bis. Setelah turun dari bis, beli tiket dulu 8000 won untuk naik shuttle ferry ke Nami Island.
penampakan kapalnya di belakang



Nami Island ini terkenal banget berkat drama Winter Sonata. Berhubung saya gak nonton, jadi have fun aja ambil foto-foto kece di sana. Banyak spot unik dan artsy buat foto-foto di sini, gak salah kalo Nami Island jadi tempat yang wajib dikunjungi kalo ke Korea.

patung fenomenal bae young joon

do u wanna build a snowman~




Yang paling saya suka adalah di sini ada musholla bagus dan bersih di area Nami Library Complex. Musholla ini ada di lantai 2, sedangkan di lantai 1 ada beberapa restoran halal. Waktunya saya puas-puasin makan daging di sini mumpung halal, hehehe.

menu halal


Setelah main-main di Nami selama kira-kira 3 jam lebih, kami naik ferry lagi lalu jalan menuju halte shuttle bus untuk lanjut ke Petite French. Lokasi Petite French cukup jauh dari Nami Island dengan medan jalan yang berkelok-kelok plus menanjak. Sialnya, karena bis penuh saya jadi tidak dapat duduk. Jadilah berdiri sambil pegangan kuat-kuat untuk jaga keseimbangan biar gak jatuh ke pangkuan orang, rasanya ngalahin naik jet coaster deh, hahaha.

Tiket masuk ke Petite French ini juga senilai 8000 won, sama persis dengan tiket masuk Nami Island. Area Petite French ini gak begitu luas tapi banyak spot lucu bernuansa Eropa untuk diabadikan. 




Yang ikonik di sini adalah mini eiffel-nya. Walaupun gak mirip-mirip amat sama eiffel yang asli, seenggaknya udah ngerasain lah foto nongkrong di depan mini eiffle tower, hehehe.



Pindah sana sini, foto sana sini akhirnya disudahi saja karena masih mau lanjut ke Yangpyeong Dumulmeori yang berada di area Gapyeong juga. Yang ngikutin drama Korea She Was Pretty pasti gak asing deh dengan lokasi syuting yang ada figura gede banget ini. 
source: dailymail.co.uk

Akhirnya kami naik taksi untuk mengejar waktu menuju stasiun terdekat, yaitu stasiun Cheongpyeong. Ternyata lokasinya lumayan jauh juga, sama aja kayak dari Nami ke Petite French dengan medan jalanan yang setipe. Kalo gak salah argonya kena 15.000 won dan saya bayar dengan T-money Card. Tapi karena pergi berempat, jadi lumayan berkuranglah beban kantongnya.

Dari stasiun Cheongpyeong ini saya putuskan naik subway saja menuju Yangpyeong Dumulmeori. Tapi melihat hari sudah mulai gelap, perjalanan yang masih panjang karena masih harus transit kereta dua kali, muka teman-teman saya udah pada kecapekan, dan masih mau coba ke Teteru Museum akhirnya saya mengalah untuk langsung menuju Seoul saja.

Ceritanya, teman saya ada yang ngidam banget mau ke Teddy Bear Museum. Karena Jeju kejauhan dan berat di ongkos, akhirnya mampir ke yang ada di Seoul aja deh. Next stop, Teteru Museum di Dongdaemun. Tapi ternyata karena kemalaman, cafe-nya sudah tutup. Akhirnya melipir ke kios tteokpokki (jajanan pinggir jalan khas di Korea) tak jauh dari situ untuk makan malam. 



Ada yang kocak saat mau jajan di kios ini. Biasa lah, saya mulai sok pesan pakai Bahasa Korea. Beginilah bunyi percakapannya:
Saya: "Imo, igo eomuk nege juseyo" (bibi, mau otak-otak tusuk itu 4 biji)
Imo penjual: "*&^(HH^*()*(jhjh^*((#$" (ngomongnya cepet banget kayak shinkansen)
Saya: *bengong, speechless, gak ngerti mau jawab apa*
Imo penjual: "%*(*^&(()GJ%^&**()" (ngomongnya kayak ngomel, nada tinggi, terus malah ngelayanin pelanggan lain, saya dan yang lain dicuekin)

Saya dan yang lain mulai panik, bisik-bisik berspekulasi kita dicuekin karena gak bisa diajak komunikasi terus diusir.

Imo penjual: *ngomongnya mulai pelan* "Ani... yogiso mogo jibeso mogo?" (bukan...pada mau makan di sini apa bawa pulang?)

Oalah, maksudnya daritadi dia nanya itu toh! Emang dasar udah keburu laper jadi gak fokus denger dia ngomong apa, hahaha. Akhirnya saya tanya apa boleh makan di dalam resto-nya, dengan semangat dia mengizinkan. Maklum deh, ilmu bahasa Korea saya gak seberapa cuma gede pede aja jadinya tetep mandek aja tuh komunikasinya, hehehe.

Ternyata para imo (bibi) itu baik banget. Pas saya mau ambil prasmanan banchan (makanan sampingan berupa kimchi dan acar lobak) dia bilang dalam bahasa Korea "Ambil aja yang banyak ya," bahahahah karena saya anaknya gak bisa nolak jadi ya nurut aja. 

Kemudian berakhirlah perjalanan di hari ke-3 ini. See ya on the next chapter!


Komentar

Posting Komentar